Facebook

Membangun Digital Space yang Aman untuk Anak

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Tulisan ini adalah respon terlambat dari tantangan kelas GMLD (Guru Motivator Literasi Digital). Mengapa terlambat?, karena mestinya dilakukan setiap selesai penyampaian materi setiap pertemuannya. Walaupun, istilah tantangan itu mungkin lebih mengarah ke saya sendiri sih. Tantangannya apa?. Tantangannya adalah membuat resume materi setiap pertemuan. Tetapi bagi saya, “tantangan” ini terasa agak berat. Di sela-sela aktivitas lain yang lumayan padat merayap (sok sibuk).

Tetapi setelah tiga-empat hari ini, melihat teman-teman yang mulai menulis resume dan membaca chat group whatsapp, saya jadi terusik juga hehe. Dua hal itulah yang sedikit (agak banyak) bisa memotivasi diri. Kenapa mesti menggunakan tameng tidak punya waktu untuk menulis, lha wong yang sudah super sibuk saja (sebut saja misal OmJay) bisa kok.

Btw, langsung ke tujuan utama tulisan ini ya teman-teman. Saya akan berusaha membuat resume materi 1 tentang Membangun Digital Space yang Aman untuk Anak. Tema ini bagi saya termasuk tema yang urgent di masa sekarang.

Bagaimana tidak?. Ngeri, miris jika membayangkan anak saya (anak kita semua) sampai menjadi korban dampak negatif dari digital space ini. Emang segitu ngeri dan mirisnya?. Bagi teman-teman yang belum ngeh, bisa nanti disimak video OmJay berikut ini dari awal sampai akhir. 

OK, langsung ke resume materi pertemuan 1 aja.

Di awal paparan, OmJay menyampaikan tentang pengertian era digital itu apa. Menurut beliau, era digital adalah era di mana semua kemudahan bisa didapatkan dengan adanya teknologi digital. Banyak pekerjaan menjadi lebih mudah dilakukan.

Di sisi lain, banyak juga dampak negatif dibalik semua itu. Sebut saja seperti bullying di medsos, penipuan, bahkan yang lagi hot sekarang seperti kasus pinjol. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan khususnya bagi anak-anak kita, bahkan kita sendiri juga terancam.

“Era digital sangat bermanfaat sekaligus membawa ancaman negatif, khususnya buat anak kita”

Itulah pentingnya kita memahami dan akhirnya mengimplementasikan tentang bagaimana Membangun Digital Space yang Aman untuk Anak. Masih menurut OmJay, untuk memberi panduan kepada anak-anak agar “aman” di dunia digital, kita perlu menguasai 4 hal, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.


Pembahasan berikutnya akan difokuskan pada keamanan digital pada anak. Lanjut menurut OmJay, untuk membangun digital space yang aman bagi anak, perlu memperhatikan 4 hal berikut :

1.    Memahami perkembangan dunia digital. Orang tua khususnya, perlu memiliki pemahaman tentang perkembangan dunia digital. Walaupun, tentu jika dibandingkan dengan anak-anak, bisa jadi orang tua akan kalah “bersaing”. Tetapi setidaknya, pemahaman-pemahaman yang umum orang tua mesti tahu. Harapannya tentu saja, orang tua bisa berperan sebagai filter “konten” dunia digital bagi anak.

2.     Memahami perkembangan psikologi anak sesuai dengan perkembangan dunia digital.

3.    Menyadarkan anak tentang resiko yang terkait dengan dunia digital. Jangan sampai anak melakukan kesalahan dalam menggunakan space digital, disebabkan ketidaktahuan mereka. Nah, menjadi tugas orang tua untuk memberi pemahaman kepada mereka, sehingga mereka menjadi sadar diri. Harapannya, tanpa diawasi sekalipun, mereka bisa menjaga diri mereka sendiri.

4.   Menciptakan rasa aman dan nyaman memanfaatkan dunia digital bersama keluarga tercinta. Menurut OmJay, anak menjadi obyek yang sangat rentan terhadap kejahatan dunia digital. Salah satu caranya adalah jangan mengumbar data pribadi di dunia digital. Pas dengar OmJay mengatakan itu, saya jadi teringat ketika nama dan profile salah satu email saya tiba-tiba berubah. Diganti oleh anak saya yang masih duduk di kelas 3 SD, padahal email tersebut adalah email yang biasa saya sertakan dalam data pribadi secara kedinasan. Ternyata setelah saya tanya, dia ingin download aplikasi game yang membutuhkan email dalam registrasinya. Saat itu, dia menggunakan hp saya dalam melakukannya. Setelah itu, langsung saya logout dan hapus daftar email tersebut di hp saya dan memberi pengertian kepada anak untuk tidak sembarangan menggunakan akun email beserta bahayanya. Wah, jadi ada memori aplikatif juga nih.

“Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menggunakan media digital dengan baik dan benar, membuat seseorang menjadi korban kejahatan media digital”.


Selanjutnya, OmJay memberikan referensi yang lengkap untuk orang tua bisa belajar dan memahami berbagai aspek tentang dunia digital berikut ini :

  • literasidigital.id, situs ini berisi kumpulan buku, video, infografis tentang literasi digital yang dapat di unduh secara gratis
  • smartschoolonline.id, situs ini berisi program edukasi terkait pemanfaatan internet yang sehat
  • sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id, situs ini berisi artikel, modul dan video terkait dengan parenting
  • fosi.org, situs ini berisi beragam panduan dan tools pengembangan digital parenting
  • beinternetawesome.withgoogle.com

Nah, jadi ada titik terang nih. Minimal orang tua jadi tahu rujukan yang terpercaya tentang dunia digital dan isu parenting anak di dalamnya.

Tips Aman di Dunia Digital

Terakhir, OmJay menyampaikan beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah atau menghindari dampak negatif dari dunia digital :

  •  Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passpor / KTP, password, dan alamat rumah
  • Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi link phising dengan tidak meng-klik link sembarangan
  • Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, juga biasakan menggunakan two step authentication
  • Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuat kita rawan jadi target kejahatan digital.
  • Brave, dalam mengenali dan mencegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital

Yah, gitu deh. Materi pertemuan 1 yang bisa saya rekam dan tulis ulang lagi. Semoga bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan kita semuanya.

Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Share:

2 komentar:

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung