Mengajar hari ini, menyiapkan generasi esok

  • – Hasan al-Bashri

    "Jika seorang mencari ilmu, maka itu akan tampak di wajah, tangan, dan lidahnya serta dalam kerendahan hatinya kepada Allah".

  • – Imam Syafi’i

    "Ilmu adalah yang memberikan manfaat, bukan yang sekadar hanya dihafal".

  • – Sufyan bin Uyainah

    "Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamalkannya dan kemudian menyebarkannya"

  • – Imam Syafi’i

    "Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya"

  • – Ali bin Abi Thalib

    "Ilmu itu ada dua macam: apa yang diserap dan yang didengar. Dan yang didengar tidak akan memberikan manfaat jika tidak diserap"

Tampilkan postingan dengan label Artikel Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Islam. Tampilkan semua postingan

16 November 2025

Hidup Itu Seni Melihat - Muhammad Nuzul Dzikri

Oleh : Muhammad Nuzul Dzikri

Cara melihat itu penting

§  Al Imam Asy-Syafi'i ulama kebanggaan kita mengatakan, “Tepatnya melihat itu adalah kunci keselamatan dari kesesatan”. Ulama kita yang satu ini memang istimewa. Kalimat-kalimatnya itu berkelas. Kata beliau, tepat dalam melihat adalah kunci keselamatan dari kesesatan. Makanya hidup itu tuh seni melihat, hidup itu seni melihat.

§  Jadi hidup tuh bukan apa yang kita sedang hadapi, sukses atau hancurnya kita bukan karena hari ini kita dapat masalah atau hari ini kita nggak punya masalah. Itu keliru. Sukses atau gagalnya kita adalah bagaimana kita melihat suatu masalah, bagaimana kita melihat sebuah ujian, gitu. Apalagi nggak ada hidup yang tanpa ujian dan masalah.

§  Nabi bersabda dalam hadits yang dikeluarkan Al Imam Ibnu Majah :

Artinya,“Tidak ada yang tersisa dari dunia, kecuali ujian dan musibah”.

§  Jadi kata Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dunia itu isinya musibah dan ujian. Jadi suksesnya kita dunia itu, tergantung bagaimana kita melihat ujian, bagaimana melihat dan memilih angle ketika ada musibah. Kalau tidak berantakan. Kalau kita salah melihat, hancur lebur kita.

§  Nah, yang namanya ngelihat itu, butuh cahaya. Mau mata normal atau minus, tapi kalau mati lampu gelap gulita nggak kelihatan juga tuh objek. Jadi ngeliat itu butuh cahaya.

§  Nah, bicara tentang cahaya. Nama lain dari ilmu itu cahaya. Itu kata para ulama khususnya Al Imam Waqi’ gurunya Imam Syafi'i. Imam Waqi’ pernah nasehatin Imam syafi'i. Sesungguhnya ilmu ini cahaya.

§  Jadi untuk bisa melihat angle yang tepat ketika ada masalah dan ujian, dan ingat hidup tadi itu isinya adalah musibah.

§  Berarti yang menentukan keberhasilan kita, adalah cara kita melihat. Nggak ada opsi tanpa musibah.

§  Begitu selesai ujian pertama, masuk ujian kedua, ujian kedua selesai nggak selesai seringkali masuk ujian ketiga.

§  Maka cara melihat itu penting dan melihat itu butuh ilmu

§  Misalnya ada seorang wanita, saat divonis dokter kanker serviks stadium 4 terus dia menangis sedih dan merasa hancur. Kenapa?. karena dia melihat, bahwa penyakit ini adalah mimpi buruk yang akan memisahkan dia dengan anaknya misalnya, akan memisahkan dia dengan keluarganya. Tetapi, ada banyak orang itu nggak nangis, walaupun divonis penyakit yang sama atau bahkan lebih parah lagi dari itu. Kenapa?. Karena mereka melihat dari angle yang berbeda. Ketika apa namanya sebut saja mawar tadi itu melihat dari angle ini adalah mimpi buruk yang akan memisahkan aku dengan anak-anak. Mbak Melati, melihatnya beda. Mbak Melati melihat bahwa penyakit ini adalah penggugur dosa-dosa aku selama ini. Dan yang bisa menghalangi aku dengan surga itu dosa. Maka penyakit ini Allah kasih, untuk memuluskan jalanku menuju surga. Ini akan berbeda. Yang tadinya mau nangis, nggak jadi nangis. Mbak Melati melihat penyakit ini akan mengangkat derajat dia di sisi Allah dst.

§  Ingat, tugas kita adalah berjuang di saat kita sehat dan di saat kita sakit. Intinya adalah ketaqwaan. Intinya bukan kita sembuh atau kita sakit. Hadirin, anggap saja kita sembuh dari kanker stadium 4, intinya apa sih?. Intinya adalah kita hanya berpindah dari satu sebab kematian ke sebab kematian yang lain. Itu aja bapak ibu. Ndak ada yang berubah. Kita hanya berpindah dari satu sebab kematian ke sebab kematian yang lain. Nggak lebih dari itu. Boleh jadi kita ndak meninggal karena kanker, kita akan meninggal karena ginjal misalnya, karena jantung misalnya. Setelah berjuang kemo 15 tahun misalnya, pulang dari rumah sakit atau sembuh, seneng, sujud syukur, pas pulang dari rs ke tabrak motor meninggal. Trus apa intinya, sembuh hanya berpindah dari sebab kematian ke sebab kematian yang lain. Maka salah satu isunya yang semestinya kita angkat adalah fala tamutunna illa wa antum muslimun. Dan sekali lagi Allahlah yang tahu kondisi kita. Dan boleh jadi dengan kondisi kita tersebut, kita menjadi lebih dekat kepada Allah, yang bisa jadi selama puluhan tahun kita jauh dari Allah. Kita jadi banyak sujud kepada Allah, kita banyak nangis kepada Allah. Kita mendekat kepada Allah, kita hijrah misalnya. Coba bayangkan kalau selama puluhan tahun sebelumnya, kita tidak tahu, kita berada di kotak maksiat yang mana. Maka bersyukurlah kepada Allah.

§  Dan ingat hadits nabi dalam riwayat Tirmidzi, ketika nabi mengatakan bahwa, “Yang diangan-angankan oleh orang yang sehat ketika di dunia adalah ketika mereka melihat orang-orang yang ketika di dunia itu sering ditimpa sakit, kesusahan, kesedihan, itu mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah, andai saja kulit mereka disisir, menggunakan sisir besi, sehingga kulit-kulit mereka terbawa dan terkelupas dan sakitnya luar biasa. Agar apa?. Agar di hari kiamat mereka mendapatkan balasan yang sama seperti mereka yang di dunia mendapatkan sakit dan kesusahan. Jadi, mereka iri.

§  Maka cara melihat itu menentukan, cara melihat itu menentukan

 

3 Hal dalam Seni Melihat

§  Dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim, bahwa ketika kita melihat masalah, melihat ujian itu, kita bisa lihat dari 3 hal :

1)       Melihat dengan nama-nama dan sifat Allah

Jadi, ketika ada masalah, ada ujian, maka kita lihat nama dan sifat Allah apa yang cocok dengan masalah tersebut.

-          Misalnya, ketika kita ndak punya duit, maka kita akan ingat nama Allah Al Ghany (Yang Maha Kaya), Ar Razaq (Yang Maha Pemberi Rezeki), dst.

-          Misalnya, ketika kita diuji dengan kesedihan, maka bisa jadi kita akan ingat bahwa Allah itu Hakim yang paling bijak, paling adil, nggak mungkin mendzalimi hambaNya, Allah Maha Penyayang, bahkan lebih sayang dari sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Dst

-          Ini penting banget. Makanya tauhid Asma’ wa sifat itu penting. Itulah mengapa dakwah awal para nabi itu tauhid, karena ini dasar banget. Mengapa ini penting hadirin?. Karena kalau kita tidak melihat dari sisi nama dan sifat Allah, bubar semuanya. Adanya kita sedih terus, adanya kita ngeluh terus, adanya kita buruk sangka sama Allah. Kenapa ?. karena kita tidak atau belum mengenal siapa Allah. Bagaimana kita bisa yakin kepada Allah sedangkan kita belum mengenalNya.

-          Makanya salah satu tips yang dulu pernah saya sampaikan, agar kita tidak mudah rapuh, tidak mudah sedih adalah jangan lihat pelakunya (misalnya), tetapi lihatlah bahwa Allahlah yang membuat skenario kita dighibahin orang misalnya. Dijelek-jelekkan orang, dihina orang misalnya.

 

2)      Melihat dari sisi perintah dan larangan Allah

-          Jadi, begitu kita menghadapi masalah, kita perlu melihat apa perintah dan larangan Allah terkait masalah tersebut. Itu dulu. Jangan kemana-mana dulu.

-          Jadi Does and Don’t nya apa dalam masalah ini.

-          Makanya tanya yang punya ilmunya

Artinya, “ … maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (Al Anbiya : 7)

-          Nah, sebagian kita itu ndak begitu. Biasanya langsung gaskeun aja. Misalnya dengan bilang begini kesabaran itu ada batasnya bro. Dan kalau dia udah begitu nggak bakalan tenang. Karena kalau kita bicara sabar tuh, salah satu makna sabar adalah tetap berada di tuntunan al quran dan sunnah. Tetap on track di jalan Allah.

-          Jadi, hal awal yang mestinya kita tanyakan adalah apa perintah dan larangan Allah terkait masalah ini ya?. Itu langsung begitu dulu, sebelum ke yang lain-lain.

-          Dan, salah satu kesalahan kita ketika kita menghadapi masalah adalah kita melihat hak kita. Inikan hak saya, inikan milik saya, itu warisan gua bro, kok enak saja dia main caplok aja misalnya. Jadi, fokusnya ke hak, makanya kita hancur, kita tidak terkontrol, terkendali. Nah, dalam seni  melihat yang perlu kita lihat adalah apa kewajiban kita. Lihat do and don’t. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mengapa ?. karena disitulah ketaqwaan. Taqwa itu kan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan, dan ketika kita bertaqwa apa surat At Talaq ayat 2-3

Artinya, “… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, ... Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. “

-          Jadi, setiap masalah yang kita butuhkan itu kan jalan keluar gitu kan. Maka, kalau kita ingin jalan keluar, kita harus bertaqwa, dan kalau kita ingin bertaqwa, maka konsekuensinya kita harus tahu dulu, apa perintah dan larangan Allah dalam kasus ini. Itu poinnya. Jangan kemana-mana.

-          Jangan bawa hawa nafsu kita, sedangkan kita tahu bahwa nafsu itu senantiasa mengajak kepada keburukan, kecuali orang yang dirahmati Allah.

-          Sebagian kita masuknya dari pintu emosi, pintu amarah, pintu hawa nafsu, pintu ego misalnya, ya nggak akan selesai-selesai itu masalah. Maka masuklah dari apa perintah dan larangan Allah dalam kasus tersebut. Itu hadirin. Jadi, cek dulu apa perintah dan larangan Allah 2x

-          Makanya kalau mau curhat yang bener itu, tujuannya adalah saya harus ngapain ya?. Gitu. Bukan, aku hanya butuh pendengar saja, aku hanya butuh orang yang mau dengarkan aku. Ya, nggak akan selesai itu masalah. Walaupun setelah 2-3 jam curhat, dia mengatakan aku sudah lega sekarang. Tapi kan masalahnya nggak selesai dan besok bisa jadi akan telp kita lagi. Karena bukan itu poinnya, poinnya adalah aku harus ngapain?. Jadi, cari tahu dulu, karena kalau nggak tahu, kita jadi nggak bertaqwa, kalau tidak bertaqwa, nggak akan dapat jalan keluar.

-          Contoh misalnya ketika kita didzalimi orang. Apa perintah dan larangan Allah berhubungan dengan hal ini?. Oh, ternyata kita dari ngaji tahu bahwa membalas itu diperbolehkan, tetapi larangannya adalah tidak melebihi, atau sama. Kalau melebihi berarti kita dzalim juga jadinya. Jadi ada batasanya gitu. Trus ada opsi lain tidak?. Oh, ternyata ada, bahwa ternyata memaafkan itu lebih baik dan lebih besar pahalanya disisi Allah.

-          Yang lebih parah lagi adalah, kita itu sering larut dalam soal ujiannya dan lupa dengan jawaban dari soal ujian tersebut. Kalau kita ulangan atau ujian, maka suksesnya ulangan atau ujian kita adalah bagaimana kita bisa menjawab soal tersebut. Betul?. Jika banyak betulnya nilai bagus, jika banyak salahnya nilai jelek. Nah, ketika kita diuji dalam kehidupan ini, sering kali kita terlalu baper, mengapa?. Karena kita terlalu sibuk, terlalu menghayati konten ujiannya. Bukan pada jawaban apa yang mesti kita pilih atau kita ambil. Misalnya, ketika kita diuji misalnya kita dicaci maki orang, dighibahin orang misalnya, maka sebaiknya kita jangan terlalu fokus pada konten ghibahannya, tetapi fokuslah pada bagaimana sikap kita meresponnya.

-          Jangan sampai kita itu seperti ketika kita menghadapi soal ulangan matematika misalnya. Si C pergi ke pasar dst

 

3)      Melihat dari janji dan ancaman Allah

-          Jadi, ketika kita menghadapi masalah, kita perlu tahu apa janji dan ancaman Allah terkait kasus tersebut

-          Jangan lihat apa janji manusia, karena kita sering kali terjebak dalam janji manusia

-          Misalnya ketika lagi menghadapi masalah yang pelik, maka kita ingat misalnya Al Baqarah ayat 214 :

Artinya, “ … Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

-          Contoh analogi orang yang naik gunung. Trus, diPHPin ama teman kita. Sebentar lagi bro, sedikit lagi nih. Dan setelah 4 jam tanpa terasa kita sampai juga ke puncak misalnya. Walaupun kita mungkin ngedumel karena diPHP temen kita. Tapi ucapan sebentar lagi bro, sedikit lagi nih, itu mujarab gitu. Itu yang membuat kita tetap semangat dalam menjalaninya. Nah, itu yang php, apalagi ini yang real, yang bukan PHP, ini janji Allah. Yang nggak mungkin ingkar.

“ … Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Itu bener

Inna ma’al usri, yusra, sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada banyak kemudahan. Itu real bukan hoaks

-          Jadi, ketika kita tahu bahwa ada lebih dari satu kemudahan dalam kesulitan kita. Maka, kita akan sadar bahwa kok aku baru lihat kesulitan ini aja ya, berarti ada banyak kemudahan yang aku belum lihat misalnya. Yang kalau aku bisa temukan atau lihat, maka aku akan tenang nih. Jadi, fokus kita akan mencari kemudahan-kemudahan tersebut. Apa ya?. Oh ini ternyata.

-          Makanya ulama mengatakan, salah satunya Syaikh Utsaimin mengatakan, bahwa ketika Allah menutup satu pintu kebaikan, sejatinya Allah bukakan pintu-pintu kebaikan di spot yang lain. Dan, mengapa hati kita nyesek, sedih, karena kita hanya fokus pada satu pintu yang tertutup itu. Sehingga kita ndak punya waktu atau ndak konsentrasi untuk melihat pintu-pintu kebaikan lain yang terbuka. Itu poin hadirin.

-          Contoh sejarah : ketika Allah tutup pintu dakwah di Mekah, Allah bukakan pintu dakwah di Madinah dan tempat-tempat lain. Dan setahun kemudian Allah bukakan lagi pintu Mekah

-          Itu baru janji Allah di dunia, belum lagi janji Allah di surga. Lihat itu.

-          Ketika kita nyesek ketika duit kita di bawa kabur temen misalnya. Kita lupa bahwa pada hari kiamat, dia akan bayar itu duit ke kita. Bukan dalam bentuk rupiah, dollar berarti?. Bukan juga, tetapi dalam bentuk pahala. Ndak ada critanya duit kita dibawa kabur, akan dibayar, kalau tidak di dunia di akhirat. Dan Allah menyatakan bahwa akhirat itu lebih baik daripada dunia.

-          Saya tanya ke ibu2, seandainya uang ibu diambil orang 100juta, siapa yang berani jamin itu uang jika dikembalikan ke ibu, akan 100% disalurkan di jalan Allah. Sehingga 100 juta itu bisa kita rubah semuanya menjadi pahala. Siapa yang jamin?.

-          Coba kalau 100% kembali, mungkin sebagian untuk beli inilah, itulah?. Dst. Yang jadi pahala mungkin tinggal 25 juta.

-          Jadi, yang membuat nyesek ketika uang kita dibawa kabur orang itu, bukan kehilangan uang 100jt itu, tetapi kemampuan kita melihat dari angle janji Allah dibalik masalah tersebut

Jadi, kita sering babak belur ketika diuji Allah bukan karena ujiannya, tetapi karena kita tidak bisa melihat dengan cara yang tepat.


Share:

20 Juli 2023

Kumpulan Doa Sehari-hari sesuai Sunnah (Setiap Muslim Perlu Tahu)

Kumpulan Doa Sehari-hari sesuai Sunnah (Setiap Muslim Perlu Tahu)


Berikut ini kumpulan doa yang bisa diamalkan oleh setiap orang Islam dalam kehidupan sehari-hari. Doa-doa ini diambilkan dari sumber Al qur'an dan hadits yang shahih. Seperti kita ketahui, bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala banyak memberikan referensi doa yang termaktub dalam Al qur'an. Doa-doa tersebut sudah pasti menjadi rekomendasi setiap Muslim untuk diamalkan atau dibaca dalam kehidupannya sehari-hari. Dan, sudah pasti "aman" untuk diamalkan karena memiliki sumber atau rujukan yang jelas, yaitu Al qur'an. Mengapa ini penting?. Karena banyak di tengah-tengah masyarakat yang masih mengamalkan doa-doa yang tidak memiliki dasar rujukan yang benar bahkan dengan makna yang menyelisihi kebenaran.

Share:

Subscribe Us

Latihan TKA (SD, SMP, SMA/SMK)

Latihan TKA (SD, SMP, SMA/SMK)
Berlatih dan Bisa

Pengikut

Statistik Pengunjung

Promo