Facebook

Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua

Berbakti kepada kedua orang tua adalah ibadah wajib bagi seorang mukmin. Sehingga orang yang meninggalkannya akan mendapatkan dosa. Ibadah ini tidak saja suatu amalan yang besar tetapi sangat agung. Bahkan menyamai atau melebihi amalan jihad. Saking tingginya kedudukan amalan ini, Allah Subhanahu wa ta'ala sampai menyandingkan kewajiban taat kepadaNya dengan taat kepada orang tua. Ini sebagian ayat-ayatnya :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Al Isra’ : 23)

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa’ : 36)

Pembaca yang di Rahmati Allah Subhanahu wa ta'ala. Dua ayat tadi kita mengetahui bahwa birrul walidain adalah amalan yang agung. Nasihat untuk diri saya sendiri dan pembaca sekalian. Marilah kita berbakti kepada orang tua kita. Bakti yang sebaik-baiknya. Jangan kita sia-siakan surga yang ada persis di depan kita. Orang tua kita adalah pintu masuk surga buat kita. Gunakan pintu itu untuk masuk surga dengan cara berbakti kepada kedua orang tua. Jangan sampai kita menjadi orang yang hina dan dimasukkan ke dalam neraka yang sangat dalam. Mengapa ?, karena kita durhaka kepada kedua orang tua kita. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam : “Siapa mereka ya Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satuya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga” (HR. Muslim)

Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala melembutkan hati kita, meringankan anggota tubuh kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Aamiin.

Puisi untuk ibuku. Walau dengan apapun yang akan saya sampaikan dipuisi ini, tidak akan pernah bisa sebanding dengan kebaikan dan kasih sayangnya. Bagaikan Hutang (yang) Tak Mungkin Terbayar.

 

Terimalah Baktiku Ibu

 

Wahai ibu

Wahai mata air yang tak pernah kering

Yang terus mengalirkan kasih sayang

Walau apapun menghalangi

Walau apapun mengganggumu

 

Wahai sinar mentari yang tak pernah henti

Yang terus menyinari aku dengan kasih sayangmu

Walau mendung menutupi

Walau hujan menghalangi

 

Wahai ibu

Engkaulah yang terdepan membelaku

Bahkan hingga semua orang membenciku

 

Engkaulah yang berusaha memenuhi semua kebutuhanku

Bahkan hingga aku sudah besar

Bahkan mengalahkan untuk dirimu sendiri

 

Wahai ibu

Tidak terbayangkan olehku

Sudah berapa lama

Engkau menahan lapar demi aku

Engkau menahan kantuk demi aku

Engkau menahan sakit demi aku

Engkau menahan letih demi aku

Semuanya demi aku anakmu

 

Wahai bunga yang tak pernah layu

Sudah tak terhitang lagi

Berapa kali engkau suapi aku

Berapa kali engkau beri minum aku

Berapa kali engkau gendong aku

Berapa kali engkau ganti bajuku

Semuanya demi aku anakmu

 

Wahai ibu

Ketika aku diperantauan menuntut ilmu

Teringat selalu wajahmu ibu

Yang selalu mencemaskanku

Yang selalu mendoakanku

Dan ketika aku pulang

Engkau usap rambutku

Yang seakan embun pagi yang sejuk

Menyejukkan dan menenteramkan jiwaku ibu

 

Wahai ibu

Kini anakmu sudah besar

Walau apapun yang kulakukan untukmu

Tak akan pernah bisa membalas kebaikanmu ibu

 

Namun

Aku tak mampu

Walau hanya sekedar membuatmu tersenyum ibu

Maafkan anakmu ibu

Terimalah setitik debu baktiku untukmu ibu

 

***

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung