Galau. Adalah kata yang
sering kita dengar. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Masalah-masalah
dalam hidup di dunialah yang menjadi penyebab orang menjadi resah, gelisah,
galau. Di saat itulah orang membutuhkan 'obat' yang bisa membuat hidupnya
menjadi tenang.
Orang yang capek
bekerja seharian, seminggu bahkan berbulan-bulan. Penat dengan kesibukan dunia.
Banyak diantara mereka mencari ketenangan dengan 'refreshing', liburan ke
pantai, atau jalan-jalan di mall. Bahkan menonton film, bersepeda berkeliling
dan sebagainya. Semua tidak lain untuk menghilangkan penat bahkan 'galau' yang
sedang dialaminya.
Pembaca yang dirahmati
Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Subhanahu wa ta'ala adalah dzat yang
membolak-balikkan roda kehidupan manusia. Terkadang kita di atas, terkadang di
bawah. Terkadang kita senang, terkadang susah. Terkadang lapang, terkadang
sempit. Namun satu hal yang tidak boleh lepas dari gengaman kita, yaitu tetap
berpegang teguh kepada kebenaran. Berpegang teguh kepada jalan yang sudah
ditetapkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Jangan
sampai kita keluar dari jalan kebenaran tersebut ketika kita mungkin sedang
diuji dengan kesusahan dan kesempitan hidup di dunia.
Teringat dengan ceramah
dari Ustadz Hanan Attaki di youtube. Bahwa kalau hanya menjadi 'manusia' saja,
maka kita akan menjadi rugi. Contohnya ketika kita didzalimi orang lain, maka
respon kita bisa jadi marah, sedih, sakit hati dan lain sebagainya. Mungkin ada
yang mengatakan bahwa marah, sedih dan sakit hati adalah manusiawi. Wajar
manusia yang mengalami itu semua. Tetapi, ketahuilah bahwasanya menjadi
'manusia' saja tidak cukup. Bahkan menjadi 'manusia' saja akan membuat kita
menjadi orang yang rugi. Perhatikan firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
"Sungguh,
manusia berada dalam kerugian". (Al 'Asr : 2)
Sekali lagi, dari ayat
tersebut terlihat bahwa jika kita menjadi 'manusia' (manusiawi) saja akan membuat
kita berada dalam kerugian. Bagaimana agar kita tidak rugi?. Jawabannya adalah
iman. Perhatikan kelanjutan ayatnya :
"Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Al
'Asr : 3)
Manusia yang tidak akan
mengalami kerugian adalah manusia yang memiliki iman di hatinya. Dan, iman
menjadi syarat utama bagi seseorang untuk mendapatkan ketenangan dalam hatinya.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
ta'ala :
"Dialah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk
menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah
bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (Al
Fath : 4)
Ketenangan hati adalah
karunia Allah Subhanahu wa ta'ala
yang dianugerahkan hanya kepada orang-orang yang beriman. Jadi dengan iman maka
hati menjadi tenang.
Ada satu kisah yang
bisa menjadi pelajaran kita tentang bagaimana orang beriman menjadi tenang
dengan mengingat Allah Subhanahu wa
ta'ala. Pada masa hijrah, nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah sembunyi bersama dengan Abu Bakar di gua Tsur.
Mereka sembunyi dari kejaran orang-orang musyrik Quraisy. Saat itu, terjadilah
detik-detik yang sangat menegangkan ketika orang-orang musyrik melintasi tempat
persembunyian Nabi dan Abu Bakar. Pada saat ketegangan yang memuncak, rasa
takut menghinggapi hati Abu Bakar. Bukan keselamatannya yang dikhawatirkan
tetapi keselamatan Nabinya yang paling dikhawatirkan. Hingga saat itu berkata
Abu Bakar, "Wahai Rasulullah,
seandainya mereka melihat betis mereka sendiri tentu akan melihat kita".
Abu Bakar merasa sangat khawatir, jika saja mereka melihat ke bawah, tentu
mereka akan melihat Nabi dan Abu Bakar. Dan dengan senjata lengkap di tangan
mereka tentu orang-orang musyrik itu akan membunuh mereka berdua. Melihat
sahabatnya dalam kondisi yang takut, galau luar biasa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab, “Wahai Abu Bakar apa kamu kira bahwa kita
ini hanya berdua saja; ketahuilah, yang ketiganya adalah Allah yang melindungi
kita”. Seketika tenang Abu Bakar. Luar biasa pengaruh kata-kata Allah bagi
orang yang beriman. Ketika mendengar atau disebut nama Allah, langsung tenang
hatinya. Mengapa Abu Bakar langsung tenang?, karena iman. Karena kuatnya iman
di dadanya.
Peristiwa itu
diabadikan di dalam Al qur'an :
"Jika
kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada
sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya
(Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak
terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan
firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana". (At
Taubah : 40)
Ketika Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda
dengan menyebut 'Allah bersama kita', seketika Abu Bakar tenang hatinya. Semua
yang terjadi adalah kehendak dari Allah Subhanahu
wa ta'ala. Tidak ada daya dan upaya kecuali hanya Allah Subhanahu wa ta'ala. Manusia bisa
berusaha tapi Allah Subhanahu wa ta'ala
yang menentukan pada akhirnya. Dalam keadaan yang segenting apapun, yakinilah
Allah Subhanahu wa ta'ala sedang
bersama kita. Sedangkan Allah Subhanahu
wa ta'ala Maha Pemberi solusi dalam keadaan apapun. Maka tenangkan hati
kita.
Nasihat hidup yang
penting untuk kita benar-benar renungkan. Bahwa sesederhana itulah hidup. Dua
kata penting yang sering kita dengar tetapi mesti kita rasakan betul-betul. Kita
masukkan, kita resapkan ke dalam relung hati yang paling dalam, sehingga mampu
membuat hidup atau hati kita senantiasa tenang. Dua kata itu adalah syukur dan
sabar. Sungguh menakjubkan hati seorang mukmin. Bahkan orang kafir sekalipun
yang jika mengetahui indahnya iman dalam dada seorang mukmin, tentu dia akan
membelah dada orang-orang mukmin untuk diambil dan dimasukkan ke dalam dadanya.
Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam :
“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang
beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan
mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali
untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur
dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan
kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk
dirinya.” (HR. Muslim)
Semoga kita dimudahkan
untuk memiliki hati yang selalu tenang dan bahagia karena Allah Subhanahu wa ta'ala. Amiin.
***
0 Comments:
Posting Komentar