Facebook

Tenang Itu Dekat dengan Kita

Galau. Adalah kata yang sering kita dengar. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Masalah-masalah dalam hidup di dunialah yang menjadi penyebab orang menjadi resah, gelisah, galau. Di saat itulah orang membutuhkan 'obat' yang bisa membuat hidupnya menjadi tenang.

Orang yang capek bekerja seharian, seminggu bahkan berbulan-bulan. Penat dengan kesibukan dunia. Banyak diantara mereka mencari ketenangan dengan 'refreshing', liburan ke pantai, atau jalan-jalan di mall. Bahkan menonton film, bersepeda berkeliling dan sebagainya. Semua tidak lain untuk menghilangkan penat bahkan 'galau' yang sedang dialaminya.

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Subhanahu wa ta'ala adalah dzat yang membolak-balikkan roda kehidupan manusia. Terkadang kita di atas, terkadang di bawah. Terkadang kita senang, terkadang susah. Terkadang lapang, terkadang sempit. Namun satu hal yang tidak boleh lepas dari gengaman kita, yaitu tetap berpegang teguh kepada kebenaran. Berpegang teguh kepada jalan yang sudah ditetapkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Jangan sampai kita keluar dari jalan kebenaran tersebut ketika kita mungkin sedang diuji dengan kesusahan dan kesempitan hidup di dunia.

Teringat dengan ceramah dari Ustadz Hanan Attaki di youtube. Bahwa kalau hanya menjadi 'manusia' saja, maka kita akan menjadi rugi. Contohnya ketika kita didzalimi orang lain, maka respon kita bisa jadi marah, sedih, sakit hati dan lain sebagainya. Mungkin ada yang mengatakan bahwa marah, sedih dan sakit hati adalah manusiawi. Wajar manusia yang mengalami itu semua. Tetapi, ketahuilah bahwasanya menjadi 'manusia' saja tidak cukup. Bahkan menjadi 'manusia' saja akan membuat kita menjadi orang yang rugi. Perhatikan firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian". (Al 'Asr : 2)

Sekali lagi, dari ayat tersebut terlihat bahwa jika kita menjadi 'manusia' (manusiawi) saja akan membuat kita berada dalam kerugian. Bagaimana agar kita tidak rugi?. Jawabannya adalah iman. Perhatikan kelanjutan ayatnya :

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Al 'Asr : 3)

Manusia yang tidak akan mengalami kerugian adalah manusia yang memiliki iman di hatinya. Dan, iman menjadi syarat utama bagi seseorang untuk mendapatkan ketenangan dalam hatinya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (Al Fath : 4)

Ketenangan hati adalah karunia Allah Subhanahu wa ta'ala yang dianugerahkan hanya kepada orang-orang yang beriman. Jadi dengan iman maka hati menjadi tenang.

Ada satu kisah yang bisa menjadi pelajaran kita tentang bagaimana orang beriman menjadi tenang dengan mengingat Allah Subhanahu wa ta'ala. Pada masa hijrah, nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah sembunyi bersama dengan Abu Bakar di gua Tsur. Mereka sembunyi dari kejaran orang-orang musyrik Quraisy. Saat itu, terjadilah detik-detik yang sangat menegangkan ketika orang-orang musyrik melintasi tempat persembunyian Nabi dan Abu Bakar. Pada saat ketegangan yang memuncak, rasa takut menghinggapi hati Abu Bakar. Bukan keselamatannya yang dikhawatirkan tetapi keselamatan Nabinya yang paling dikhawatirkan. Hingga saat itu berkata Abu Bakar, "Wahai Rasulullah, seandainya mereka melihat betis mereka sendiri tentu akan melihat kita". Abu Bakar merasa sangat khawatir, jika saja mereka melihat ke bawah, tentu mereka akan melihat Nabi dan Abu Bakar. Dan dengan senjata lengkap di tangan mereka tentu orang-orang musyrik itu akan membunuh mereka berdua. Melihat sahabatnya dalam kondisi yang takut, galau luar biasa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menjawab, “Wahai Abu Bakar apa kamu kira bahwa kita ini hanya berdua saja; ketahuilah, yang ketiganya adalah Allah yang melindungi kita”. Seketika tenang Abu Bakar. Luar biasa pengaruh kata-kata Allah bagi orang yang beriman. Ketika mendengar atau disebut nama Allah, langsung tenang hatinya. Mengapa Abu Bakar langsung tenang?, karena iman. Karena kuatnya iman di dadanya.

Peristiwa itu diabadikan di dalam Al qur'an :

"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana". (At Taubah : 40)

Ketika Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda dengan menyebut 'Allah bersama kita', seketika Abu Bakar tenang hatinya. Semua yang terjadi adalah kehendak dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak ada daya dan upaya kecuali hanya Allah Subhanahu wa ta'ala. Manusia bisa berusaha tapi Allah Subhanahu wa ta'ala yang menentukan pada akhirnya. Dalam keadaan yang segenting apapun, yakinilah Allah Subhanahu wa ta'ala sedang bersama kita. Sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala Maha Pemberi solusi dalam keadaan apapun. Maka tenangkan hati kita.

Nasihat hidup yang penting untuk kita benar-benar renungkan. Bahwa sesederhana itulah hidup. Dua kata penting yang sering kita dengar tetapi mesti kita rasakan betul-betul. Kita masukkan, kita resapkan ke dalam relung hati yang paling dalam, sehingga mampu membuat hidup atau hati kita senantiasa tenang. Dua kata itu adalah syukur dan sabar. Sungguh menakjubkan hati seorang mukmin. Bahkan orang kafir sekalipun yang jika mengetahui indahnya iman dalam dada seorang mukmin, tentu dia akan membelah dada orang-orang mukmin untuk diambil dan dimasukkan ke dalam dadanya. Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam :

 “Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim)

Semoga kita dimudahkan untuk memiliki hati yang selalu tenang dan bahagia karena Allah Subhanahu wa ta'ala. Amiin.

***

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung