Facebook

Transfer Pahala

Sedih, marah. Semua orang hampir pasti pernah mengalaminya. Penyebab kita menjadi sedih dan marah banyak sekali. Salah satunya adalah ketika kita di dzalimi orang. Ketika kita dituduh yang tidak sesuai dengan kebenaran. Ketika kita difitnah. Ketika kita dibenci. Ketika kita menjadi bahan gunjingan orang di belakang kita. Ketika kejelekan kita dibicarakan orang lain.

Bagaimana respon kita?. Mungkin seperti yang saya sebutkan di atas, marah dan sedih. Itulah respon manusiawi kita. Dan kerugianlah yang kita dapatkan jika kita meresponnya hanya dengan kemanusiawian kita. Bukankah sedih dan marah adalah sifat yang manusiawi?. Ya. Tetapi menjadi manusia saja tidak cukup bahkan rugi. Agar tidak menjadi manusia yang rugi maka formulanya kita tambah, yaitu manusia + iman. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran". (Al 'Asr : 2-3)

Transfer pahala. Ketika kita di dzalimi, disakiti atau mungkin di fitnah orang, maka respon terbaik adalah dengan iman. Bagaimana orang beriman meresponnya dalam keadaan itu?. Salah satunya adalah bagaimana kita melakukan hal yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sudah kita ketahui bersama bahwa jika kita dalam keadaan di dzalimi, disakiti atau mungkin di fitnah, jika kita sabar, maka ada proses transfer pahala untuk kita. Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam :

Siapa yang pernah mendzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan (seperti ghibah) atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kedzaliman tersebut pada hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukuran kedzaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.(HR. Bukhari)

Itulah keuntungan orang yang didzalimi dan kerugian yang sangat besar untuk orang yang melakukan ghibah. Keuntungannya adalah mendapatkan transfer pahala dari orang yang mengghibahinya, bahkan mentransfer dosa kita kepada yang bersangkutan. Sedangkan kerugiannya adalah berguguranlah amalan ibadah yang selama ini telah dia kumpulkan, bahkan bertambahnya dosa.

Satu hal penting untuk kita perhatikan dalam beragama. Yaitu, pentingnya menjaga amal. Jangan sampai amal yang sudah susah payah kita kerjakan dalam menjadi habis, musnah dikarenakan ghibah yang kita lakukan. Jangan sampai kita menjadi orang yang dikatakan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam sebagai orang yang bangkrut.

“Tahukah kalian siapakan orang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, ”Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan tidak punya harta sama sekali.” Bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam, ”Orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang di hari Kiamat nanti dengan membawa shalat, puasa dan zakat. Tetapi ia pun datang dengan membawa dosa mencaci si fulan, menuduh si fulan, makan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, memukul si fulan. Akibatnya, diambillah kebaikan-kebaikan yang sudah ia lakukan dan diberikan kepada mereka yang ia dzalimi. Jika kebaikannya sudah habis padahal belum selesai pembayaran kepada mereka maka dosa-dosa mereka lah yang akan dicampakkan kepadanya lalu ia pun kemudian dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

Nasihat untuk diri sendiri. Selalu muhasabah kepada kekurangan diri, bersabar ketika dighibah dan berusaha meningkatkan amal ibadah kita setiap waktu. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala melembutkan hati kita untuk mudah memaafkan kepada orang yang mendzalimi kita. Dan, kita mendapatkan balasan berupa surga. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal. (Ali Imran : 133-136)

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung