Sedih, marah. Semua
orang hampir pasti pernah mengalaminya. Penyebab kita menjadi sedih dan marah
banyak sekali. Salah satunya adalah ketika kita di dzalimi orang. Ketika kita
dituduh yang tidak sesuai dengan kebenaran. Ketika kita difitnah. Ketika kita
dibenci. Ketika kita menjadi bahan gunjingan orang di belakang kita. Ketika
kejelekan kita dibicarakan orang lain.
Bagaimana respon kita?.
Mungkin seperti yang saya sebutkan di atas, marah dan sedih. Itulah respon
manusiawi kita. Dan kerugianlah yang kita dapatkan jika kita meresponnya hanya
dengan kemanusiawian kita. Bukankah sedih dan marah adalah sifat yang
manusiawi?. Ya. Tetapi menjadi manusia saja tidak cukup bahkan rugi. Agar tidak
menjadi manusia yang rugi maka formulanya kita tambah, yaitu manusia + iman. Sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
"Sungguh,
manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran". (Al 'Asr : 2-3)
Transfer pahala. Ketika
kita di dzalimi, disakiti atau mungkin di fitnah orang, maka respon terbaik
adalah dengan iman. Bagaimana orang beriman meresponnya dalam keadaan itu?.
Salah satunya adalah bagaimana kita melakukan hal yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sudah kita ketahui
bersama bahwa jika kita dalam keadaan di dzalimi, disakiti atau mungkin di
fitnah, jika kita sabar, maka ada proses transfer pahala untuk kita. Sebagaimana
sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam
:
“Siapa yang pernah mendzalimi saudaranya
berupa menodai kehormatan (seperti ghibah) atau mengambil sesuatu yang
menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kedzaliman tersebut pada
hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan
dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukuran
kedzaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan
saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” (HR.
Bukhari)
Itulah keuntungan orang
yang didzalimi dan kerugian yang sangat besar untuk orang yang melakukan
ghibah. Keuntungannya adalah mendapatkan transfer pahala dari orang yang
mengghibahinya, bahkan mentransfer dosa kita kepada yang bersangkutan. Sedangkan
kerugiannya adalah berguguranlah amalan ibadah yang selama ini telah dia
kumpulkan, bahkan bertambahnya dosa.
Satu hal penting untuk
kita perhatikan dalam beragama. Yaitu, pentingnya menjaga amal. Jangan sampai
amal yang sudah susah payah kita kerjakan dalam menjadi habis, musnah
dikarenakan ghibah yang kita lakukan. Jangan sampai kita menjadi orang yang
dikatakan Nabi Shalallahu 'alaihi wa
salam sebagai orang yang bangkrut.
“Tahukah
kalian siapakan orang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab,
”Orang bangkrut menurut kami adalah orang
yang tidak punya uang dan tidak punya harta sama sekali.” Bersabda Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa salam, ”Orang yang bangkrut di kalangan umatku
adalah orang yang datang di hari Kiamat nanti dengan membawa shalat, puasa dan
zakat. Tetapi ia pun datang dengan membawa dosa mencaci si fulan, menuduh si fulan,
makan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, memukul si fulan. Akibatnya,
diambillah kebaikan-kebaikan yang sudah ia lakukan dan diberikan kepada mereka
yang ia dzalimi. Jika kebaikannya sudah habis padahal belum selesai pembayaran
kepada mereka maka dosa-dosa mereka lah yang akan dicampakkan kepadanya lalu ia
pun kemudian dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)
Nasihat untuk diri
sendiri. Selalu muhasabah kepada kekurangan diri, bersabar ketika dighibah dan berusaha
meningkatkan amal ibadah kita setiap waktu. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala melembutkan hati kita untuk mudah memaafkan
kepada orang yang mendzalimi kita. Dan, kita mendapatkan balasan berupa surga.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
ta'ala :
"Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat
kebaikan, Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah)
sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal. (Ali
Imran : 133-136)
0 Comments:
Posting Komentar