Facebook

Rezeki di Tangan Allah

Allah Subhanahu wa ta'ala itu baik banget lho. Dialah yang memberi rezeki untuk semua makhluk, termasuk kita. Tidak ada satu makhluk yang tidak akan diberi rezeki dariNya. Sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa ta'ala :

"Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (Al Hud : 6)

Rezeki sudah dijamin oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang rezeki kita. Seringkali kita masih takut akan kecukupan rezeki kita. Kita dihadapkan pada sekian banyak kebutuhan yang mungkin jika dipikirkan, akan membuat kita merasa khawatir. Adakah rezeki untuk membuat rumah, menyediakan fasilitas di dalamnya, biaya sekolah anak-anak, biaya makan sehari-hari, mencukupi kebutuhan sandang dan lain sebagainya. Hingga, bahkan banyak orang tua yang tidak 'berani' memiliki anak banyak dikarenakan 'ketakutan' biaya atau rezeki untuk mencukupinya.

Oleh karena itu, keyakinan yang kuat (iman) bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjamin rezeki setiap hambaNya sangat perlu kita tanamkan dalam hati kita. Sehingga tawakal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah jalan yang paling benar. Jalan yang seharusnya ditempuh oleh kita, orang yang mengaku beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Pilihan yang semestinya sangat mudah kita pilih. Tawakal, maka kita akan selamat. Atau sebaliknya, berburuk sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka kita tidak akan selamat. Sekali lagi, itulah pilihan yang semestinya mudah kita lakukan. Namun, banyaknya bisikan syaiton dan juga hawa nafsu keduniawian kita, seringkali membuat kita tergelincir dari pilihan yang mudah tersebut. Sedangkan berburuk sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah hal yang harus kita hindari jika kita ingin selamat. Sesuai pesan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam pernah bersabda :

“Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.” (HR. Muslim)

Sudah semestinya tidak ada rasa takut akan rezeki, sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala sudah menjaminkannya untuk kita. Tawakal adalah pilihan yang terbaik untuk kita. Tawakal adalah salah satu pintu terbukanya rezeki kita. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam :

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Jadilah kita seperti burung, yang memiliki hati yang lembut, bertawakal dan juga rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Hati yang menjadi ciri penghuni surga. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam :

Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka seperti hati burung.” (HR. Muslim)

Cukupkah hanya dengan tawakal saja untuk mengais rezeki dunia?. Jawabannya adalah tidak. Sebagaimana hadits tentang burung tadi, bahwasanya tidak cukup dengan tawakal saja dan menunggu rezeki turun dari langit. Tetapi perlu adanya ikhtiar atau usaha untuk meraihnya. Walaupun pada akhirnya ikhtiar kita tidak akan bisa mengubah takdir yang sudah dituliskanNya untuk kita tentang rezeki. Sebagaimana burung yang berikhtiar pergi di pagi hari untuk menjemput rezeki Allah Subhanahu wa ta'ala sehingga ia pulang di sore harinya dalam keadaan kenyang.

Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang orang yang hanya beribadah di masjid saja tanpa ikhtiar untuk menjemput rezeki Allah Subhanahu wa ta'ala. Beliau mengatakan bahwa orang itu sungguh bodoh. Sedangkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menyuruh kita untuk keluar mencari sebagian rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana hadits tentang burung di atas, yang pergi pagi untuk ikhtiar menjemput rezeki Allah Subhanahu wa ta'ala dan pulang sore harinya dalam keadaan perut kenyang.

Allah Subhanahu wa ta'ala memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan ukurannya. Dialah yang mengetahui maslahat seberapa banyak rezeki untuk hambaNya. Rezeki tersebut sudah disesuaikan Allah Subhanahu wa ta'ala dengan keadaan kita hambaNya. Sebagaimana firmanNya :

"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat. (Ash Shuraa : 27)

Selain itu Allah Subhanahu wa ta'ala juga melimpahkan rezeki yang berbeda-beda kepada hambaNya. Sebagaimana firmanNya :

"Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?" (An Nahl : 71)

Berdasarkan ayat tersebut terdapat ujian bagi orang yang diberi kelapangan rezeki melebihi orang lain. Apakah mereka bersyukur atau kufur. Syukur dengan cara menunaikan kewajibannya terkait rezeki yang dimilikinya, yaitu untuk berbagi dengan para hamba sahaya atau fakir miskin.

***

Kata kunci yang seharusnya selalu kita pegang erat adalah hanya mencari keridhaan Allah Subhabahu wa ta'ala. Demikian juga dalam menjemput rezeki. Sedikit atau banyak rezeki kita yang paling penting adalah diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka, ketika menjemput rezeki,  semestinya kita menempuh jalan yang diridhaiNya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam :

Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mendapatkan seluruh rizekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rizeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah) 

            Kesimpulannya, jangan kita gadaikan akhirat kita dengan dunia. Sebagaimana sabda nabi di atas, semestinya kita menempuh jalan-jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa ta'ala. Jika kita mendapatkan rezeki yang berlebih maka bersyukurlah dan itu baik untuk kita. Sedangkan jika mendapatkan rezeki yang sedikit, maka bersabarlah dan itu baik untuk kita. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menetapkan hati kita untuk istiqomah menempuh jalan-jalan yang diridhaiNya. Amiin.
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung