Facebook

Syukur itu Mudah, Syukur itu Sulit

Siang itu saya mengantarkan istri untuk periksa ke rumah sakit. Keluhannya adalah sakit nyeri sendi pada tangan dan kakinya. Perkiraan kita adalah ada masalah dengan tulangnya. Kalau untuk berjalan terasa sakit. Oleh karena itu, kami membawanya ke rumah sakit khusus tulang. setelah dirontgen ternyata tidak ada masalah pada tulangnya. Tetapi dokter menyarankan untuk diperiksa lagi ke dokter spesialis penyakit dalam. Kita ikuti anjuran dokter tersebut. Maka keesokan harinya kita periksa ke dokter penyakit dalam. Hasilnya. Dokter memberikan diagnosa bahwa istri saya terkena penyakit auto imun yaitu Reumathoid Architis.

Kalau searc di internet ketemu bahwa penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh. (Sumber www.mediskus.com). Ada beberapa macam penyakit autoimun salah satunya adalah Reumathoid Architis. Sejenis auto imun yang menyebabkan peradangan pada sendi.

Singkatnya setelah dilakukan uji laboratorium menguatkan diagnosa dokter tersebut. Reaksi spontan kami waktu itu mungkin 'syok'. Setelah kita tahu bahwa itu bukan penyakit biasa. Bagaimana cara kita bisa mensikapi ujian Allah Subhanahu wa ta'ala tersebut?. Jawabannya sudah tentu dengan sabar dan ikhtiar. Teorinya begitu, tapi praktiknya?. Itu soal lain. Praktiknya adalah seberapa kita kuat menetapkan hati kita untuk selalu yakin kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dengan berdoa kepada Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Itulah mengapa bersyukur itu mudah, bersyukur itu sulit.

Alhamdulillah. Setelah kejadian itu banyak hikmah kebaikan yang kita dapatkan. Kita menjadi semakin peka terhadap kebaikan Allah Subhanahu wa ta'ala. Pertama. Kita menjadi semakin peka, semakin merasa yakin akan takdirNya. Kedua. Belajar semakin yakin kepadaNya. Ketiga. Betapa sayangnya Allah Subhanahu wa ta'ala kepada orang-orang yang sakit dan masih sabar dalam ketaqwaan. Kita buka-buka internet untuk membaca referensinya. Berikut ini beberapa hadits terkait :

"Sesungguhnya besarnya pahala seseorang sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum pasti Dia menguji mereka. Maka siapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah, dan siapa yang tidak ridha maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari hadits tersebut kita bisa paham ternyata besarnya pahala kita sebanding dengan besarnya ujian. Sama-sama melakukan sholat antara orang yang sehat dengan orang yang kesulitan atau saat sakit tentu berbeda. Misalnya orang yang sedang sakit tetapi tetap menjalankan sholat dengan ikhlas tentu imbalan pahalanya lebih dari orang yang sehat. Itulah bukti keadilan dan kebaikan Allah Subhanahu wa ta'ala.

Selain itu berikut ini janji-janji Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai 'obat penenang' orang yang sedang sakit atau tertimpa musibah :

Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”. (HR. Al-Hakim).

“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim).

“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah Ta'ala akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits-hadits itulah diantaranya referensi untuk kita, ketika tertimpa musibah atau sakit. Sebagai orang yang beriman kita mesti yakin dengan janji-janji Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan itu sudah cukup bagi hati kita untuk tenang dan tidak perlu merasa khawatir sama sekali terhadap semua ujian. Itulah teorinya. Selanjutnya terserah kita dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pilihan yang sudah jelas. Pertama, ridha. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala akan ridha kepada kita dan membalasnya dengan pahala yang besar. Kedua, tidak ridha, marah. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala juga tidak ridha kepada kita dan balasannya adalah dosa yang besar. Pilihannya adalah yang pertama dan sesederhana itu saja.

Syukur itu bisa mudah bagi yang tahu dan yakin kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Syukur bisa sulit bagi orang yang belum tahu, tidak mau tahu dan tidak yakin kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala selalu memberikan hidayah kepada kita untuk menjadi hamba yang selalu mudah bersyukur kepadaNya. Amiin.

 ***

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Subscribe Us

Pengikut

Statistik Pengunjung