Tema
ini merupakan bagian paling besar dalam buku ini. Inti dari hampir semua
bahasan di dalam buku ini. Ampunan, adalah hal yang paling didambakan oleh
semua manusia di akhirat kelak. Hari saat manusia tidak membutuhkan rumah
mewah, harta, istri dan anak-anak yang dicintainya. Hari saat manusia tidak
membutuhkan apa-apa lagi selain ampunan Allah Subhanahu wa ta'ala.
"(yaitu) pada hari
(ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih".
(Ash Shu'ara : 88-89)
Begitu
pentingnya ampunan bagi manusia. Tidak peduli seberapa banyak amal ibadah kita.
Kita tidak tahu berapa diantara ibadah itu yang diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Bisa jadi hanya
sedikit yang diterima atau malah tidak ada yang diterima sama sekali. Mengapa
tidak diterima?. Bisa jadi ada riya'
saat kita melakukannya. Atau ada hal lain yang menyebabkan amalan kita tidak
diterima oleh Allah Subhanahu wa ta 'ala.
Oleh karena itu, ampunan menjadi hal yang sangat penting bagi manusia di akhirat
kelak. Dan, menjadi hak Allah Subhanahu
wa ta'ala sajalah siapa orang diampuni dan tidak diampuni.
Allah
Subhanahu wa ta’ala itu baik banget
lho. Salah satu kebaikanNya, yang menurut penulis paling besar adalah begitu
mudahnya Allah Subhanahu wa ta’ala
mengampuni dosa hamba yang dikehendakiNya.
Selama
ini kita dibuat kagum, dibuat takjub dengan kebaikan dan jasa orang tua kita.
Jasa baik mereka bahkan tidak akan pernah bisa kita balas. Sehingga tidak heran
jikaamalan Birrul walidain Allah Subhanahu wa ta’ala wajibkan kepada
kita. Barangsiapa yang mengamalkan akan mendapatkan pahala yang sangat besar
sedangkan yang tidak mengamalkan akan mendapatkan dosa yang sangat besar.
Jika
dibandingkan, sayang dan baiknya orang tua kepada kita, Allah Subhanahu wa ta’ala lebih sayang dan
baik kepada hambaNya. Sebuah riwayat dari Bukhari dan Muslim mengisahkan,
ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan kepada para sahabatnya untuk mengumpulkan para tawanan
perang. Diantara tawanan perang itu terdapat seorang wanita yang menyusui
anaknya. Kemudian Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya. “Apakah engkau mengira
ibu tersebut tega melemparkan anaknya ke dalam api?”, tanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. “Tentu
tidak, ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda “Allah Subhanahu
wa ta’ala lebih sayang kepada hambaNya dibandingkan sayangnya ibu tersebut
kepada anaknya”.
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah
menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa
ta’ala lebih sayang kepada hambaNya daripada sayangnya orang tua (ibu)
kepada anaknya.
Salah
satu bentuk sayang Allah Subhanahu wa
ta’ala kepada hambaNya adalah ampunan. Allah Subhanahu wa ta’alabahkan dengan mudahnya mengampuni hambaNya yang
banyak dosanya. Jika orang yang tidak begitu banyak dosa diampuni mungkin itu
biasa, tetapi kalau orang yang banyak dosa bahkan disebutkan melampaui batas,
maka hal itu sungguh luar biasa.
Perhatikan
firman Allah Subhanahu wa ta’ala
dalam surah Az Zumar : 53 :
Katakanlah, “Wahai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Subhanallah. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta'ala. Begitu baiknya Allah Subhanahu wa ta'ala kepada hambaNya. Begitu mudahnya mengampuni
dosa hambaNya. Kepada siapa ayat itu disampaikan?. Yaitu kepada hambaNya yang
'melampaui batas'. Orang yang sudah banyak dosanya. Mari kita perhatikan dan
hayati ayat ini. Orang yang sudah banyak dosa masih dipanggil Allah Subhanahu wa ta'ala dengan 'hambaKu'.
Panggilan dengan penuh kasih sayang. Allah Subhanahu
wa ta'ala tidak memanggil hambaNya yang penuh dosa tersebut dengan wahai
pendosa, wahai anak durhaka, wahai tukang khamer, dan sebagainya. Tetapi Allah Subhanahu wa ta'ala panggil dengan
panggilan yang penuh kasih sayang.
Ini
adalah ayat bagi orang-orang yang ingin bertaubat tetapi takut tidak diampuni
Allah Subhanahu wa ta'ala. Ketahuilah
bahwa Allah itu Baik Banget Lho. 'Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah' firmanNya. Banyak orang yang menyadari
dirinya banyak dosa, kemudian ada keinginan untuk bertaubat tetapi dia merasa
bahwa dosanya sudah tidak terampuni lagi. Maka, janganlah berputus asa dari
rahmat (ampunan) Allah Subhanahu wa
ta'ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu
wa ta'ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Bahkan Fir'aun sekalipun, jika dia
bertaubat kepada Allah Subhanahu wa
ta'ala (sebelum ajal menjelang), maka
dosanya akan diampuniNya. Sebagaimana
disebutkan di dalam firmanNya :
“Dan
katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan
diri (dari kesesatan)" Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya
kamu takut kepada-Nya?".” (Al-Naazi’at : 18-19).
Kembali
kepada bahasan terkait Firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam surah Az Zumar :
53 terdapat beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil. Pertama, janganlah
berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu
wa ta'ala. Yakinlah bahwa Allah Maha Pengasih, Penyayang dan juga Pengampun
kepada hambaNya. Sikap berputus asa atau pesimis inilah yang menyebabkan kita
semakin tersesat di jalan Allah Subhanahu
wa ta'ala. Sebagaimana disebutkan dalam FirmanNya :
“Tidak ada orang yang berputus
asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang yang sesat.” (Al-Hijr : 56)
Dan, sikap ini akan menyebabkan orang tersebut
tetap berada dalam kesesatan karena dia sudah menyangka bahwa dia tidak akan
mendapatkan ampunan.
Kedua, sikap 'menganggap' bahwa dosanya tidak akan
diampuni merupakan bentuk buruk sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Maha Pengampun dan Penyayang kepada
HambaNya yang mau bertaubat kepadaNya.
Ketiga,
Allah Subhanahu wa ta'ala pasti akan
mengampuni dosa orang yang bertaubat kepadaNya. Asalkan dia tidak berbuat
syirik. Sebagaimana disebutkan dalam FirmanNya :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang di selain itu bagi siapa saja
yang dikehendaki-Nya". (An-Nisa
: 48).
0 Comments:
Posting Komentar